PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk yang memiliki akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiranya manusia bertahan hidup. Di masa lalu, manusia menggunakan akal dan pikiranya untuk bertahan hidup dan dengan akal dan pikirannya manusia mempunyai banyak pengetahuan.
Dengan dibekali rasa ingin tahu manusia berusaha memecahkan permasalahan yang ada. dari masa ke masa, permasalahan manusia semakin kompleks. Namun demikian, pengetahuan manusia pun semakin banyak. Dan dengan pengetahuan manusia, lahirlah ilmu pengetahuan.
Lahirnya filsafat dan ilmu pengetahuan bermula dari aktivitas berpikir. Karena itu, inti berfilsafat adalah berpikir. Namun, tidak semua aktivitas berpikir dapat disebut berfilsafat. Berpikir yang dapat disebut berfilsafat adalah berpikir yang mempunyai ciri-ciri tertentu, yakni berpikir yang radikal, sistematis, dan universal. Berfilsafat adalah berpikir yang bertujuan. Tujuannya adalah memperoleh pengetahuan, yakni pengetahuan yang menyangkut kebenaran. Sehingga dengan berfilsafat manusia dapat sampai kepada kebenaran.
Arti sebuah Negara
PEMBAHASAN
A. pengertian filsafat 1. Secara etimologi
Kata Filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padan kata falsafah (Arab), philosophy (Inggris), philosophia (Latin) dan philosophie (Jerman, Belanda dan prancis). Semua istilah itu bersumber pada istilah Yunani philosophia, yaitu philein berarti cinta, sedangkan philos berarti sahabat. Selanjutnya, istilah sophos berarti bijaksana, sedangkan sophia berarti kebijaksanaan, kearifan, dan pengetahuan. Sehingga secara Etimologis, kata filsafat berarti “ love of wisdom” atau cinta kebijaksanaan, cinta kearifan, cinta pengetahuan, atau sahabat kebijaksanaan, sahabat kearifan dan sahabat pengetahuan.
Menurut sejarah, istilah philosophia pertama kali digunakan oleh Pythagoras (sekitar abad ke-6 SM). Ketika diajukan pertanyaan kepadanya “apakah anda termasuk orang yang bijaksana?”. Dengan rendah hati Phytagoras menjawab, “ saya hanya seorang philosophos (pecinta kebijaksanaan)”, atau dalam sumber lain, Phytagoras menjawab, “saya hanya seorang yang mencintai pengetahuan”. Jawban Phytagoras ini sebagai reaksi terhadap kaum sophis. Yakni sekelompok cendikiawan yang menggunakan hujah-hujahnya untuk mengalahkan lawan-lawan debatnya.
Demikian istilah philosophia atau filsafat mulai ada, dan pada masa itulah filsafat mulai populer di kalangan cendikiawan.
Secara Terminologis (istilah), terdapat definisi tentang pengertian filsafat. Beragamnya definisi filsafat menunjukan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih sudut pandang dalam memikirkan filsafat. Berikut ini definisi dari beberapa filsuf dan ahli filsafat.
a. para filsuf pra-SocratesFilsafat adalah ilmu yang berupaya untuk memahami hakikat alam dan realitas dengan dengan mengandalkan akal budi.
b. Plato
Filsafat adalah ilmu pengetahauan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
c. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada.
d. Rene Descrates
Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah tuhan, alam dan manusia.
e. Sidi Gazalba
Filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari berpikir secara radikal, sistematis, dan universal.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah proses berpikir secara radikal, sistematik, dan universal terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat berarti berpikir secara radikal (mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya), sistematik ( teratur, runtut, Dari definisi-definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah proses berpikir secara radikal, sistematik, dan universal terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat berarti berpikir secara radikal (mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya), sistematik ( teratur, runtut, logis, dan tidak serampangan), untuk mencapai kebenaran universal (umum, terintegral, dan tidak khusus serta tidak parsial).
B. Objek filsafat
Objek filsafat dapat dibagi menjadi dua, objek material dan objek formal
1. Objek material
Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran. Sesuatu hal yang diselidiki atau suatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup apa saja , baik hal-hal konkret misalnya manusia dan tumbuhan, maupun hal-hal yang abstrak, misalnya ide-ide, nilai-nilai dan kerohanian.
2. objek formal
Objek formal adalah cara memandang atau cara meninjau yang dilakukan seseorang terhadap objek materialnya, serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama dibedakannya dari bidang-bidang lain.
maka, satu objek material dapat ditinjau dari dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu-ilmu yang berbeda. Misalnya objek materialnya adalah manusia dan manusia ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia, diantaranya psikologi, antropologi dan sosiologi.
C. Manfaat studi filsafat
Dengan mempelajari filsafat tentunya kita akan mendapat manfaat dari filsafat. Berikut ini
1. filsafat dapat membantu untuk memperluas pandangan calon sarjana.
2. filsafat dapat membantu agar mahasiswa belajar berpikir kritis dan menganalisa masalah-masalah dengan tajam.
3. diharapkan filsafat mempermudah bagi calon sarjana tepat.
4. hasil lain yang bisa diperoleh dalam studi filsafat ialah bahwa dari beberapa segi kita bisa mengerti lebih mendalam dunia dimana kita hidup.
5. studi etika –sebagai salah satu cabang filsafat- pada khususnya dapat ditanamkan kesadaran etis dalam jiwa si calon sarjana.
KESIMPULAN
Filsafat adalah proses berpikir secara radikal, sistematik, dan universal terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat berarti berpikir secara radikal (mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya), sistematik ( teratur, runtut, logis, dan tidak serampangan), untuk mencapai kebenaran universal (umum, terintegral, dan tidak khusus serta tidak parsial). Objek dalam filsafat sendiri yakni sesuatu yang menjadi pemikiran (objek material) meliputi apa saja yang ingin diketahui dan dengan cara meninjau objek material tersebut (objek formal) serta prinsip-prinsipnya.
DAFTAR PUSTAKA
Maksum, Ali. 2012. Pengantar Filsafat: Dari masa klasik hingga postmodernisme. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Muzairi. 2009. Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras.
DAFTAR PUSTAKA
Maksum, Ali. 2012. Pengantar Filsafat: Dari masa klasik hingga postmodernisme. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Muzairi. 2009. Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar