Nama : Muhammad Habibul Musthofa
NIM : 15520003
Prodi : Perbandingan Agama
Laporan Hasil Kunjungan
Lapangan ke Vidyasena Vihara Vidyaloka Yogyakarta
Ditulis untuk
memenuhi tugas mata kuliah Buddhisme yang diampu oleh Dr. A. Singgih Basuki, MA
A. Latar
Belakang
Vidyasena
Vihara Vidyaloka merupakan salah satu tempat ibadah umat buddha di Yogyakarta. Vihara
yang terletak ditengah kota ini jogja ini sangat strategis, tepatnya di Jalan
Kenari, GG. Tanjung I no.231, Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta, pasalnya vihara ini tak jauh dari kantor pemerintahan kota
kodya Yogyakarta, seperti Balaikota Yogyakarta dan berbagai kantor dan
kementrian kodya Yogyakarta.
Untuk
mengenal lebih jauh vihara ini, perlu diketahui bahwa vihara ini berdiri pada
tanggal 1 Februari 1987 dengan nama organisasi Vidyasena. Dalam bahasa
sansekerta “vidya” berarti pengetahuan dhamma dan “sena” berarti prajurit atau
tentara penjaga, sehingga vidyasena berarti prajurit pengetahuan Dhamma. Perlu
diketahui Vidyasena mendapat pembinaan moral dan bimbingan dhamma dari sangha Theravada Indonesia dan Majlis
Pandita Buddha Dhamma Indonesia. Jadi sungguh pas organisasi Vidyasena
berkiprah di vihara yang bernama
Vidyaloka (yang berarti “tempat pengetahuan Dhamma”).[1]
Selain
itu, perlu diketahui vihara ini cukup unik bagi saya, karena vihara ini mayoritas
jemaatnya adalah kaum muda umat Buddhis yang juga sebagai mahasiswa yang sedang
kuliah di Yogyakarta. Jadi, kebanyakan jemaatnya sendiri bukan orang jogja,
melainkan mahasiswa penganut buddha dari berbagai wilayah di Indonesia,
sebagaimana narasumber dalam laporan ini juga bagian para mahasiswa tersebut. Dan
oleh karenanya vihara ini banyak dikunjungi oleh para mahasiswa dari berbagai
universitas di Yogyakarta untuk mengenal, mengetahui ataupun sharing tentang
Buddha.
Dari
berbagai pemaparan diatas, maka tak perlu banyak alasan penulis sampaiakan
untuk memutuskan menggunjungi vihara tersebut, sebagaiamana untuk bukti laporan
tugas kunjungan lapangan ke komunitas ataupun organisasi Buddha.
B. Tujuan
Setelah
mempelajari berbagai hal tentang Buddhisme dari berbagai buku, serta hasil
perkuliahan Buddhisme di UIN Sunan Kalijaga. Maka tak lain, tujuan pembuatan
laporan wawancara dan kunjungan adalah untuk mengetahui bagaiamana pandangan
langsung umat buddha terhadap Buddhisme. Juga pembuatan laporan ini untuk
memenuhi tugas yang diberikan dalam mata kuliah Buddhisme berupa kunjungan
lapangan ke lembaga atau komunitas buddha.
C. Penanya
dan Narasumber
Penanya : Muhammad Habibul M
Status : Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Narasumber 1 : Mbak Meta
Status : Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Narasumber 2 : Mas Erick
Status : Mahasiswa Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta
Mereka
berdua adalah mahasiswa berasal dari luar Jogja yang sedang kuliah di
Yogyakarta. Mbak Meta adalah mahasiswi dari Jawa Tengah, asli orang jawa dan
sejak kecil sudah menganut Buddha. Mas Erick adalah mahasiswa dari Sumatera
Utara keturunan china, asli dan lahir di Indonesia. Mereka berdua adalah
anggota jemaat di vihara Vidyaloka, yang juga ikut membantu mengurus vihara.
D. Waktu dan Tempat
Tanggal : 16 November 2016
Pukul : 14.00 wib-15.00 wib
Tempat : Vihara Vidyaloka Yogyakarta
Alamat :
Jalan Kenari, GG. Tanjung I no.231, Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
E. Hasil
Wawancara
Daftar pertanyaan
1. Bagaimana
kepengurusan vihara ini?
2. Saya
ingin mengetahui tentang vihara ini, bentuk dan kondisinya?
3. apakah
ada biksu dan Sanghanya di vihara ini?
4. Proses
ibadah di vihara ini bagaimana?
5. Ibadahnya kapan saja apa?
6. penjelasan
tentang samadhi seperti apa?
7. Cara
samdhi apa harus duduk?
8. Boleh minta penjelasan tentang altar buddha dan
barang di sekitarnya bagaimana?
9. Penjelasan
tentang Nirwana dalam Buddha seperti apa?
10. Menurut
narasumber (mbak) buddha itu seperti apa?
Daftar pertanyaan
diatas adalah beberapa pertanyaan yang penulis ajukan saat wawancara dengan
narasumber, sebenarnya masih ada banyak pertanyaan, terutama pertanyaan yang
bercabang karena butuh penjelasan lagi ataupun pertanyaan tentang perkenalan.
Berikut hasil ulasan kronologis saya dari wawancara yang dilakukan:
Dalam melakukan
kunjungan ke vihara Vidyaloka pada hari rabu tanggal 16 November 2016, sebelumnya
sehari sebelumnya saya melakukan kunjungan,
seperti seorang pengunjung saya ketuk pintu dan bertemu pengurus
sekaligus menjelaskan maksud dan tujuan melakukan kunjungan. Ternyata dari
kunjungan tersebut untuk melakukan kunjungan harus melakukan perjanjian waktu
kunjungan dulu, saya pun mendapat nomor pengurus vihara dan akhirnya dapat
melakukan kunjungan ke vihara pada hari rabu tersebut.
Sesuai jadwal pada hari
rabu, 16 November 2016 saya melakukan kunjungan ke vihara. Disana saya langsung
dijamu pengurus vihara yang bertugas yakni mbak Meta dan temannya mas Erik,
kami pun langsung bertemu di ruang tamu dan memulai obrolan sesuai dengan
maksud dan tujuan saya ke vihara.
Dari
obrolan wawancara tersebut, tentunya saya mendapat tambahan wawasan tentang buddhisme dan pengalaman langsung berkunjung
ke vihara.
Vihara vidyaloka ini
terlihat seperti bangunan pada umumnya, jadi kebanyakan orang-orang akan
mengira itu bukan sebagai tempat ibadah, jika tidak ada plakat nama tertera di
sekitarnya. Namun setelah masuk, tentu
akan merasakan sesuatu yang berbeda, karena ada buku-buku dan juga patung.
Vihara ini terdiri dari 3 lantai, lantai pertama yang saya lihat terdapat ruang
kantor, mini perpustakaan, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi. Dan lantai 2 dan 3 digunakan untuk tempat
ibadah umat buddha, dimana ada altarnya di lantai 2 ataupun lantai 3. Tentunya
altar tersebut digunakan untuk aktivitas peribadatan umat buddha. Biasanya
lantai 3 digunakan jika lantai 2 sudah penuh jemaat saat puja bhakti tiap minggu.
Selain itu, saya
mengetahui jika benda-benda di altar hanyalah simbol dan memiliki makna
tersendiri. Umat buddha bukanlah penyembah patung, itu hanyalah representasi
dari sang buddha, begitupun dengan bunga, dupa, lilin memiliki makna tersendiri
dalam ajaran buddha.
Dari hasil wawancara
juga, saya mengetahui jika nirwana bukanlah suatu alam, seperti konsep surga
dalam ajaran islam. Nibbana hanyalah sebuah kondisi batin seseorang. Juga
mengetahui tentang apa harus menjadi biksu untuk mencapai nirwana, sepertinya
susah jika untuk umat biasa apalagi tanpa mengamalkan ajaran-ajarannya.
Dan konsep samadhi,
saya mengetahui jika samadhi bisa diaplikasikan selain dengan duduk. Karena
sejatinya efek samadhi dapat untuk instropeksi diri, dan juga semakin banyak
samadhi semakin bagus kualitas seorang buddha. Seperti halnya narasumber, yang
sering melakukan samadhi dengan baca doa setiap hari pada pagi hari setelah
bangun tidur.
Dan yang terakhir, bagi
umat buddha, Sidharta Gautama sosok manusia yang sempurna dari fisik dan
kepribadiannya. Sosok maha guru dan ajaran-ajarannya yang mampu membimbing
manusia.
Transkrip wawancara
mbak
Meta : perkenalkan saya Meta,
pengurus di vihara ini. (bersalaman)
saya : terima kasih telah diterima
melakukan kunjungan ke vihara ini, sebelumnya perkenalkan saya
Habibul mahasiswa dari UIN Sunan Kalijaga, guna melakukan kunjungan sebagai
tugas matkul Buddhisme.
Mbak
meta : oh, dari UIN ya, kok sendiri
aja, biasanya kalau ada kunjungan itu bekelompok. Dan perkenalkan juga, ini temen saya Erik dia
dari Medan,Sumatera Utara, dia keturunan China tapi asli indonesia kok,, eh,
rik tahu UIN nggak?
Saya : iya mbak gak ada temen, jadi
ya sendiri aja.
Mas
Erik : tahulah, perkenalkan saya
Erik, saya dari Medan, saya ada darah keturunan china seperti mbak Meta bilang,
Mbak
Meta : kalau masnya dari mana ya?
Rik ambilin minum buat masnya…
Saya : saya asli Jogja mbak,
tepatnya Bantul.
Mbak
Meta : oh,saya dari Jawa Tengah,
kuliah di Mercubuana,kalau Mas erik di
Sanathadharma,,eh, kuliah di UIN, ada
tentang buddha juga ya, itu jurusan apa?
Saya : perbandingan Agama mbak,
fakultas Ushuluddin dan pemikiran Islam
Mbak
Meta : jurusannya tu bahas apa
ya,,tentang agama?
Saya : ya tentang perbandingan
agama, saya sendiri masih awam, pembahasanya tentang mengkaji agama-agama dari
aspek sejarah , juga pemikiranya. Sebenarnya matkul ini untuk semester 5, saya
sendiri msih semester 3 mbak. Mbak ini vihara seperti apa ya, tempat ibadahnya
mana ya?
Mbak
Meta : oh, ini vihara ada tiga
lantai, altar terletak di lantai 2 dan 3, lantai pertama buat kantor, bisa kok
tengok ke atas.
Saya : Eh, mbaknya buddhis kan?
Mbak
Meta : iya, saya dari kecil udah
menganut buddha mas, silahkan tanya mas jangan sungkan.
Saya : kalau ngak salah pengurusnya
mahasiswa ya, ada sangha dan biksunya nggak?
Mbak
Meta : iya, ada pengurusnya, emang
pengurusnya ada dari mahasiswa, alumni, pokoknya kaum muda kebanyakan
pengurursnya. Kalau sangha disini adanya di Mendut, juga biksu jarang ada,
adanya pas acara besar, jadi menggundang
biksu. Namun disini tetap ada Puja Bhakti tiap minggu.
Saya : Puja Bhakti itu wajib ya?
Mbak : di agama buddha ngak ada
istilah wajib mas, beda dengan islam mas yang ada kewajiban sholat. Di Buddha setiap orang memiliki
kebebasan atas kesadaran masing-masing.
Saya
: oh,,di buddha ada
semedi ya?
Mbak : namanya samadhi mas, itu
seperti meditasi juga konsentrasi. Ada pelatihannya juga di vihara ini.
Saya : samadhi itu hanya dilakukan
dengan duduk saja ya?
Mbak : biasanya emang duduk, dan
dilakukan di tempat sepi. Tapi bisa juga dilakukan di tempat ramai, juga bisa
dengan berbagai posisi, seperti berdiri juga, intinya melatih diri konsentrasi,
instropeksi diri, saya sendiri biasanya melakukan samadhi pagi-pagi habis dari
bangun tidur, juga melakukan baca doa dalam samadhi.
Saya : ,,mbak, boleh lihat tempat
ibadahnya?
Mbak
Meta : oh, mari mas,, ke lantai
atas,,ini mas altar buddhanya disinilah tempat untuk puja bhakti.
Saya
:Boleh minta penjelasan tentang altar buddha dan
barang di sekitarnya bagaimana?
Mbak
Meta : ya, ini patung buddha , umat
buddha ngak nyembah patung ya,,itu Cuma buat gambaran aja, seperti islam
menghadap ka’bah, kristen apa rik, salib patung kristus itu,,ya seperti
itu,,terus kalau bunga-bunga itu melambangkan ketidakkekalan, kan bunga nanti
juga bisa layu, kalau dupa itu melambangkan keharuman sang buddha, terus lilin
melambangkan cahaya atau penerangan,
dari sang buddha.
Saya : kalau yang ditengah itu apa
ya? Terus payung itu buat apa, kok kaya di kraton?
Mbak
Meta : itu, relik mas, isinya ada
abu dari orang suci,,,terus biasanya juga ada air yang melambangkan kerendahan
hati,, kalau payung itu gak ada dalam buddha, maknanya, itu dari budaya jawa,
mungkin biar sesuai kraton atau budaya setempat, iya kan karena di jogja jadi
untuk menyesuaikan budaya yang ada aja.
Saya :umat Buddha ibadahnya harus
ke vihara juga ya?
Mbak
Meta : iya lebih baik di vihara,
karena bisa sekaligus mendapat ajaran dharma.
Mas
Erik : sebenarnya gak harus ke
vihara, kita bisa juga melakukan di rumah ataupun di tempat lainnya jika tidak
memungkinkan ke vihara. Kita bisa menggunakan gambar sang buddha untuk
beribadah, ataupun jika ntidak memungkinkan cukup kita fokus seolah-olah
menghadap sang buddha.
Saya : kalau soal nirwana itu
seperti apa?
Mbak
Meta : penjelasanya susah mas,
nibbana yang perlu diketahui itu bukan alam,dimana kita hidup,yang mana ada 31
alam, gak seperti surga dalam islam
juga, nibbana itu kondisi batin sesorang,yang kosong telah bebas dari keinginan.
Saya : oh gitu, apa harus mati
untuk mencapai nibbana? Terus kalau mencapai nibbana apa harus jadi biksu juga?
Mbata :mencapai nibbana itu ada dua
kondisi,saya lupa namanya, gak harus mati juga bisa, seperti sang buddha. Soal mencapai nibbana itu akan sulit jika
tidak menjadi bikkhu, tapi para uphasaka bisa walaupun sangat sulit, dengan
menggamalkan ajaran-ajarannya.
Saya : pertanyaan terakhir, boleh
tahu pendapatnya tentang sang buddha?
Mbak
Meta : bagi saya, sang buddha
adalah sosok maha guru, sosok yang maha sempurna fisik maupun kepribadiannya,
yang ajarannya sempurna. Sosok manusia yang sempurna lah bagi saya. Kalau kamu
gimana rik?
Mas
Erik : hampir sama dengan mbak
Meta, buddha adalah sosok manusia yang sangat sempurna, dan soal apa sosok
buddha seperti patung umat buddha, menurut saya tidak benar, karena itu hanya
gambaran saja, sosok aslinya pasti dia seorang yang sempurna bagi saya.
Saya : ya, sekiranya sudah cukup
mbak tanya-tanya saya,terima kasih telah bersedia untuk saya tanayai, mungkin
lain kali saya akan datang lagi.
Mbak
Meta : iya mas, sama-sama, jika
masih ada yang ditanyakan bisa chat nomor saya, janjian ketemu di vihara kita
ngobrol-ngobrol lagi. Terima kasih juga atas kunjungannya.
F. Penutup
Dari
hasil wawancara di vihara vidyaloka ini, tentunya penulis mendapat wawasan baru
tentang buddhisme. Tak perlu banyak kata, penulis jadi semakin mengenal,
tentang umat buddha, tentang Vihara, Altar, Samadhi, Buddha, Nirwana atau
nibbana, puja Bhakti dan sebagainya.
Dalam penulisan laporan ini, mohon maaf jika
masih ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan ini, tentunya penulis
menerima kritik ataupun saran yang membangun guna menjadikan lebih baik
penulisan laporan untuk kedepaanya.
[1] Ngasiran,“Vidyasena
Vihara Vidyaloka Yogyakarta Rayakan Ulang Thun ke 29”, Diambil dari www.buddazine.com/vidyasena-vihara-vidyaloka-yogyakarta-rayakan-ulang-tahun-ke-29/,
pada 20 November 2016 jam 21.00 Wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar