Definisi dan Ruang Lingkup Heremeneutika




Kata Heremenutika berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu hermeneuein, yang berarti menjelaskan, menginterpretasi, menafsirkan dan sebagainya. Lalu secara istilah kata Heremeneutika didefinisikan secara beragam dan bertingkat.[1] Hal itu tergantung berdasar dari ahli Heremeneutika mendefinisikannya. Berikut beberapa definisi menurut beberapa tokoh ilmu ini:
      1.            Menurut Hans Georg Gadamer, Hermeneutika adalah seni praktis, yakni techne, yang digunakan dalam hal-hal seperti berceramah, menafsirkan bahasa-bahasa lain, menerangkan dan menjelaskan teks-teks, dan sebagai dasar dari semua ini (ia merupakan): sebagai dasar seni memahami, sebuah seni yang secara khusus dibutuhkan ketika makna sesuatu (teks) itu tidak jelas.
      2.            Menurut Friedrich Schleirmacher, Hermeneutika adalah seni memahami secara benar bahasa orang lain, khususnya bahasa tulisan.
      3.            Menurut Franz-Peter Burkard, hermeneutika adalah seni menafsirkan teks, dan dalam arti lebih luas hermeneutika adalah refleksi teoritis tentang metode-metode dan syarat-syarat pemahaman.

Itulah beberapa pengertian hermeneutika menurut ahlinya, walaupun dalam hal ini masih tokoh yang menjelaskan mengenai hermeneutika hingga ke metode-metode mereka yang banyak ragamnya. Lalu terkait hermeneutika sendiri, sebagai ilmu interpretasi hermeneutika merupakan proses yang bersifat triadik (mempunyai tiga aspek yang saling terhubung), yakni: 1) tanda (sign), pesan, teks 2)perantara atau penafsir, 3) penyampaian hasil kepada audiens. Secara batasannya sendiri, lingkup hermeneutika dapat dilihat dalam: a) Sebagai teori penafsiran kitab suci, b) Sebagai metodologi filologi, c) sebagai ilmu pemahaman linguistik, d) sebagai dasar metodologis ilmu-ilmu sejarah, e) sebagai fenomenologi dasein dan pemahahaman eksistensial, dan f) sebagai sistem penafsiran.[2]


[1] Sahiron Syamsuddin, Heremeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Pesantren Nawasea Press, 2009),  5-6.
[2] Edi Mulyono, dkk, Belajar Hermeneutika, Yogyakarta: Ircisod, 2013, 19-20.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN TERBARU

Keselamatan Umat non Islam dalam Al-Qur'an

MENINJAU ULANG POSISI AHLI KITAB DALAM AL-QUR’AN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hermeneutika Dosen: Prof. Syafa...