Eksistensi GKB Lia Eden dan Anand Krisna di Indonesia




Pada tahun sekitar 1996 di Indonesia, telah muncul Jamaah Salamullah, sebuah kelompok spiritual yang mengusung paham baru dalam pensucian diri dengan metode atau cara pengalaman langsung. Semua orang yang mengikuti jalan Salamullah langsung berjuang untuk hidup dalam kesucian. Dimulai dengan pertobatan (terlihat pengakuan dosa ini mirip ajaran Kristen), berjanji untuk hidup suci dan tunduk patuh kepada apa yang diajarkan oleh Jibril. Setelah itu dicukur rambut ubun-ubun dan diolesi spiritus kemudian dibakar. Lalu gerakan agama baru ini hidup dalam komunitas spiritual yang mereka menyebut keiompoknya sebagai ”kaum Eden”. Jibril dalam pandangan kaum Salamullah ini adalah guru atau syaikh mereka yang mengajarkan kebenaran dan keadilan serta meluruskan kembali ajaran-ajaran agama yang telah mentradisi dan kultus. Dengan kata lain, keyakinan terhadap Jibril dan ajaran-ajarannya merupakan inti dari paham Salamullah.[1]
Menurut Ahmad Syafi'i Mufid,  kelompok ini telah mengalami beberapa perubahan mendasar dan menghadapi tantangan yang semakin besar. Pertama, perubahan komunitas Salamullah menjadi komunitas Eden mengisyaratkan bahwa kelompok ini, yang berakar dari paham dan gerakan Islam, telah bergeser menjadi kelompok yang menyatakan diri keluar dari Islam, dan berdiri sebagai agama tersendiri. Kedua, pusat kegiatan kelompok ”Kingdom of God” demikian mereka menyebut rumah jalan Mahoni No. 30 Kemayoran,Jakarta telah mendapatkan tekanan dari masyarakat sekitar sehingga polisi harus melakukan evakuasi Penyelamatan anggota kelompok. Ketiga, pemimpin gerakan Lia Aminuddin telah dipersalahkan melakukan pelanggaran’terhadap pasal penodaan agama dan dijatuhi hukuman penjara selama 2 tahun. Abdurrahman (disebut Imam Mahdi), tokoh kedua dalam kelompok Eden, sempat ditahan dan diadili, kemudian dibebaskan. Akibat semua itu, soliditas kelompok menjadi semakin teruji dan ketataan kelompok inti semakin terseleksi.[2] Ajaran utamanya ialah pengesaan Tuhan (absolute monotheism), perenialisme, keindahan, kesucian, kesetaraan (egalitarisme), regulasi ruh dan senantiasa berserah diri kepada Allah. Pandangan keagamaan ini terhadap penganut agama lain sangat toleran dan bahkan agama-agama lain itu adalah kebenaran dan ajaran Tuhan juga. Jadi, gerakan yang semula bercorak sufisme perenial dan kemudian berkembang menjadi spiritualisme Eden. Sufisme perenial maksudnya ajaran yang menurut mereka dibawa oleh malaikat Jibril dan kemudian berkembang menjadi agama baru. Kehadiran agama Kerajaan Tuhan ini dianggap sebagai penggenapan nubuwah dan sekaligus memenuhi janji dan kebenaran Tuhan tentang surga dan neraka.[3]
            Dimana pada tahun 1997, muncul Fatwa MUI  kepada kelompok Lia Eden ini dinyatakan  bertentangan atau dianggap aliran sesat. Walaupun begitu kelompok ini tetap eksis, bahkan menyatakan sebagai agama baru (lepas dari Islam). walau dia telah dipenjara 2 kali tahun 2006 dan tahun 2009  terkait masalah kelompoknya itu (dihukum atas penistaan agama). Bahkan setelah pasca bebas tahun 2011, kelompok ini masih tetap eksis ajarannya. Sebagaimana kelompok ini pernah mengatakan akan ada UFO yang mendarat di monas pada tahun 2015. Bahkan situs komunitaseden.com sampai sekarang (2017) masih ada, walau situs ini dikabarkan juga pernah diblokir oleh pemerintah.
Sementara untuk kelompok Anand Krishna yang memilki banyak tempat meditasi ini, telah dimulai didirikan tahun 1991, walau diketahui awalnya tidak berupa padepokan atau asrama dalam pengertian umum, tapi akhirnya berupa padepokan atau asrama yang menyediakan tempat tinggal atau penginapan. Saat itu, ashram (sebutan tempat meditasi kelompok ini) yang  pertama ada di bilangan Sunter Jakarta hanyalah pusat pembelajaran seni meditasi, seni kehidupan yang proses pembelajarannya bersifat informal dan Tidak ada iuran tetap. Walau ada sumbangan yang dianjurkan bagi pengikutnya untuk pemeliharaan dan pembiayaaan tempat. Kemudian karena semakin berkembang, tahun 2001 kelompok ini mendirikan One Earth Retreat Center di Ciawi, Bogor (Jawa Barat), dengan fasilitas penginapan. Lalu padepokan kedua, Anand Ashram di Ubud Bali yang menyediakan penginapan bagi pengunjung tempat itu. Ada juga didirikan tempat pusat meditasi dan pelayanan di Kuta Bali dan Yogyakarta, walaupun tempat ini tidak menyediakan penginapan. Begitupula ada tempat pertemuan di Singaraja, Surakarta, Semarang, Blitar, Surabaya, Bandung dan Lampung.[4] Dan mungkin sekarang sudah hadir di setiap kota Besar di Indonesia.
Dimana berdasar salah satu buku karya Anand Krishna Neo Spiritual Hypnotherapy, yang membahas masalah hipnotis khususnya, namun secara umum dapat dikategorikan meditasi pula,  mengajak pembacanya untuk mengikuti Anand Krishna Foundation yang dikatakan berafiliasi dengan PBB dengan menyediakan akses website ataupun call center tiap kota, seperti di kota lain seperti, Solo, Maumere, Lombok, Kediri, Pati, Tampak Siring, Tabanan dan lain-lainnya.[5]



[1]Ahmad Syafi'i Mufid, Kuasa Jibril dan Sufisme Perenial Salamullah hingga Spiritualitas Eden, dalam Martin Van Bruissen dan Julia Day Howell, Urban Sufisme ,(Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hlm. 416
[2] Ahmad Syafi'i Mufid, Kuasa Jibril dan Sufisme Perenial Salamullah hingga Spiritualitas Eden, dalam Martin Van Bruissen dan Julia Day Howell, Urban Sufisme , hlm. 417
[3] Ahmad Syafi'i Mufid, Kuasa Jibril dan Sufisme Perenial Salamullah hingga Spiritualitas Eden, dalam Martin Van Bruissen dan Julia Day Howell, Urban Sufisme , hlm. 446
[4] Anand Krishna, Sanyas Dharma: Mastering the Art and Science of Discipleship, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 5-6.
[5] Anand Krishna, Neospiritual Hypnotherapy, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 301-302.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN TERBARU

Keselamatan Umat non Islam dalam Al-Qur'an

MENINJAU ULANG POSISI AHLI KITAB DALAM AL-QUR’AN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hermeneutika Dosen: Prof. Syafa...