Identitas Nama Dalam Diri Yesus
Pembahasan
terhadap Yesus merupakan bagian penting dalam agama Kristen, dimana hal itu
dibahas dalam kajian kristologi. Terutama kajian Yesus sebagai Mesiah atau sang
juru selamat yang pada awalnya ditujukan kepada orang-orang Yahudi. pengakuan
akan adanya Mesiah inilah yang akhirnya membedakan Kristen dengan Yahudi, umat Yahudi menginginkan sosok Mesiah dengan kerajaan layaknya Raja David atau nabi Daud yang mengalahkan imperialisme Raja Jalut atau Goliat, atau setidaknya layaknya Nabi Sulaiman atau king Solomon yang memiliki warisan kekayaan dan kekuasaan. namun sayangnya, apa yang dibawa Yesus ini dikatakan berupa kerajaan rohani (non fisik/tidak dengan kekuatan fisik) sehingga buktinya penjajahan Romawi terhadap bangsa Yahudi ini masih ada, walau sekitar 300-400 tahun kemudian ajaran Kristen dipakai kerajaan Romawi, layaknya ajaran Buddha yang dipakai raja Asoka. Di sinilah juga isu Semit dan non Semit muncul atau mungkin berkembang, yang mana ini jadi faktor lain/luar bangsa Yahudi semakin ekslusif ataupun terpinggirkan di Eropa hingga pasca Holocaust. Kembali ke inti tulisan, perbedaan Mesiah antara Yahudi dan Kristen telah cukup jelas, ditambah beberapa nama (konsep) pendukung kemesiahan Yesus yang berbeda dari konsep awalnya dan menjadi ciri tersendiri milik umat Kristen akan semakin memperjelas bedanya. Berikut ini beberapa
nama yang melekat terhadap Yesus kristus.
1) Mesiah, ini
adalah atribut nama yang paling sering melekat pada Yesus, nama ini banyak
disebut dalam perjanjian lama. Mesiah ini memiliki padanan arti yang sama
dengan kristus, dimana kata kritus
ini berakar dari bahasa Yunani Christus.
Mesiah maupun kristus ini secara bahasa berarti seorang yang yang
diurapai/diminyaki. Dimana ini bersesuaian ataupun diterapkan dalam praktik
baptis. Disamping itu dalam ajaran perjanjian lama yang diurapi ini menunjukkan
seseorang yang dianggap memperoleh kekuatan khusus dari tuhan. dimana itu
terlihat dari keajaiban yang diterima Yesus seperti mampu menyembuhkan orang
buta maupun yang paling fenomenal yakni bangkit dari kematiannya sendiri. Dalam
kitab 1 samuel 24:6 pula yang diurapi ini merujuk pada kata “the lord
anointed”. Dimana hal itu sangat cocok pula akan fungsi kemesiahan yakni
sebagai juru selamat. Raja yang diurapi,atau boleh saya sebut raja yang
diberkahi tuhan ini, yang bertugas sebagai juru selamat ini sama halnya
terinspirasi dalam kisah yang diceritakan dalam perjanjian lama yakni Raja
David yang membebaskan umat Yahudi atau juru selamat umat Yahudi.
2) Lord, ini
adalah atribut nama yang juga melekat dalam diri Yesus. Kata lord sama dalam
bahasa Yunani Kyrios. Dimana lord ini
berarti raja, atau dalam penggunaannya bermakana seorang yang dihormati atau
seorang tuan. Sama halnya penjelasan di atas, Yesus sebagai raja ini tentunya
menunjukkan bahwa Yesus ini mewarisi garis keturunan dari raja David. Namun
bila merujuk dalam injil Yohanes, kata raja ini, atau kalau berarti tuan,
merupakan kata penghormatan terhadap seseorang. Dimana terjelaskan dalam kisah
Martha (perempuan pengikut yesus) yang bekata kepada Yesus dengan sebutan tuan.
Nama bila merujuk lebih jauh dalam perjanjian lama, kata “lord” ini memang
merujuk Yesus sebagai Raja, atau lebih jauh Yesus sebagai tuhan. kata lord atau
Kyrios dalam Yunani merupakan padanan
kata Mare dalam semitik, yang mana
menunjukkan sebagai “makhluk ilahi”. Dimana itu terkait dengan nama tuhan
Yahudi YHWH.
3) Son of God dan Son of Man,
dua kata ini tentunya bagi non kristen sangat sulit dipahami. Bagaimana tidak,
kedua atribut nama yang melekat dalam diri Yesus ini sangat berkontradikisi
yakni Yesus sebagai putra tuhan dan Yesus sebagai putra manusia. Kedua istilah
ini pun banyak disebut dalam perjanjian baru. Dalam masalah ini penyebutan
Yesus sebagai putra dilakukan oleh umat kristiani dari melihat hubungan antara
Yesus dan Tuhan. dimana baik dalam injil Matius, Markus dan Lukas diceritakan
bagaimana Yesus menyebut Tuhan sebagai “Abba”, atau “bapak”, atau “father”.
Dimana itu menunjukkan hubungan dekat antara Yesus dengan tuhan. terlihat Yesus
memberlakukan tuhan layaknya ayahnya sendiri. Itulah yang diyakini umat
Kristiani bagaimana hubungan dekat Yesus itu, yang sangat unik dan intim dengan
tuhan, dimana dibuktikan dengan mukjizat-mukjizatnya seperti bangkit dari
kematian. Sementara Yesus sebagai putra
manusia sendiri, dalam perjanjian lama merujuk pada kedatangan putra manusia
saat hari kiamat. Dimana diriwayatkan dalam Markus 13;26 akan adanaya “son of
man” yang turun dari langit dengan membawa kejayaan. Dimana ada anggapan itu
adalah sosok yang berbeda atau bukan Yesus. Walaupun dalam keputusan Gereja
menyematkan Yesus sebagai putra manusia. Hal itu menunjukkan bahwa Yesus
memiliki kesatauan dalam esesnsi manusia, sebagai pembawa keadilan dan kerajaan
tuhan. dimana bagi saya, terjadi kontradiksi sebagaimana perbedaan sudut
pandang dalam melihat Yesus. Dimana pengikutnya melihat Yesus sebagai putra
tuhan sebagaimana hubungan dekatnya dengan tuhan, namun secara kenyataannya
Yesus sendiri lebih senang menyebut dirinya sebagai putra manusia. Secara
normatif dalam kitab-kitab umat Kristen
secara tersirat dianggap banyak menujukkan Yesus sebagai putra tuhan,
sementara kata putra manusia sendiri dalam perjanjian lama dianggap menunjukkan
pada sosok selain Yesus, untuk membedakan manusia dengan sosok tuhan maupun
malaikat, tapi ditujukan kepada Nabi Yehezkiel. Demikian identitas-identitas yang tersemat dalam diri Yesus. Berikut kesimpulan saya, berdasar yang saya ketahui:
Dalam pemikiran saya, ini hanya sebatas hipotesa, bahkan opini, secara realitas jelas
sosok Yesus yang disalib bangsa kekaisaran Romawi itu berwujud manusia.
Demikian pula identitas nama yang melekat dalam diri Yesus jelas penuh dengan ciri gabungan tradisi Yahudi dan Yunani, dimana dapat terlihat dalam masalah
penyembahan ataupun pengkultusan terhadap Yesus dalam agama Kristen ini,(
bagaimana posisi Yesus dengan Allah, apakah layaknya Hercules dan Zeus?), juga terlihat
terpengaruh pula dalam kepercayaan Yunani Kuno terutama dalam pematungan sosok
tuhan hingga kelahiran dan kematian dewa.
Dosa
Waris dan Perspektif dalam Al-Qur’an
Barangkali
setiap manusia pernah melakukan sesuatu yang dianggap salah. Dimana banyak hal
yang dapat melatarbelakanginya. Perbedaan pemahaman barangkali menjadi hal
utama sebab manusia dianggap melakukan kesalahan. Misal saja, menurut si A hal
itu merupakan keharusan, menurut B hal itu salah, menurut si C hal itu salah
jika… dan sebagainya. Contohnya saja pandangan agama-agama yang ada, semisal dalam hubungan badan antara perempuan dan
laki-laki, dalam tradisi A merupakan ritual wajib, tradisi B hubungan badan merupakan dosa jika tidak
sesuai aturan, hubungan badan harus dengan …dan banyak ragamnya.
Itulah bagaimana penampakan sekilas bagaimana manusia itu
bisa dibilang pernah melakukan kesalahan dalam sudut pandang. Di mana problem di atas akan menarik bila dikaitkan dalam kajian agama
Kristen tentang manusia adalah pendosa. di sini kita langsung bertanya, Mengapa pendosa?, tentu jawabanya tergantung sudut pandang Kristen. Dalam Kristen ada ajaran
mengenai manusia itu memiliki dosa warisan, noda warisan, ataupun beban dosa.
Kenapa bisa?, hal itu karena semua manusia ini dianggap mewarisi dosa Adam
manusia pertama.
Dosa Adam itu adalah karena melanggar perintah Tuhan, di mana
perlu diketahui dosa ini dalam artian religius bukan moralitas. Yang mana
penekanannya dalam pengertian perusakan hubungan, yaitu hubungan asali dengan Allah dan
akhirnya dengan sesama (makhluk). Berdasar kisah Adam dan Hawa, diketahui bahwa
Adam dan Hawa ini melanggar dengan memakan buah pohon terlarang. Yang
sebelumnya mereka telah digoda setan dengan bujuk rayuan, seperti dengan kata "kalian akan
menjadi seperti Allah dengan memakan buah itu, ketaatan terhadap Allah itu
perbudakan dan ketidaktaatan adalah kebebasan". Demikian setan menggoda manusia
hingga akhirnya Dosa pertama manusia itu ada dan melekat kesemua manusia,
hingga baru pada masa Yesus Kristus (dianggap Adam kedua) menebus dosa tersebut
menurut pandangan Kristen. Lalu, untuk itu, manusia yang hidup pasca Yesus ini
harus mengimaninya supaya dosa waris itu tertebus.
Tentunya sulit dipahami bagaimana dosa Adam sampai bisa
terwariskan ke seluruh umat manusia, apakah sebatas karena keturunan? yang pasti dosa ini dianggap bisa meluas. Menurut
Paulus dalam kitab Roman 5: 18-19 telah menggambarkan bagaimana suatu
pelanggaran semua orang akan memperoleh hukuman, begitupun sebaliknya. Namun
secara jelas menurut Joh. Verkuyl berdasar Alkitab, diperoleh bahwa maksud dosa
waris ini: 1)diketahui umat manusia ini merupakan satu kesatuan dan dosa
merupakan suatu fenomena universal yang setidaknya mampu membekas di hati. 2)
dosa ini seperti penyakit yang menyerang manusia sampai mati, menyerang
eksistensi manusia seutuhnya. 3) dan dari dosa ini keluarlah sesuatu yang
menular, menjangkit ke sekitar. Jadi dosa seseorang adalah urusan semua orang,
begitupun dosa semua orang pengaruhi setiap orang.
Dalam Perspektif
Al-Qur’an umat Islam, sangat
jelas berbeda dengan pandangan ajaran umat Kristen di atas. Secara jelas, tidak
ada konsep dosa waris di dalam ajaran Islam, sebagaimana menurut QS. An-Najm:
36-38.
36.
Ataukah belum diberitakan (kepadanya) apa yang ada dalam lembaran-lembaran
(kitab suci yang diturunkan kepada) Musa?.
37.
dan (lembaran-lembaran) Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?.
38.
(yaitu) bahwa seseorang yang berdosa
tidak akan memikul dosa orang lain.
Dari
ayat di atas, secara jelas diketahui dosa seorang manusia itu dipertanggungjawabkan
oleh dirinya sendiri. Maka, konsep dosa waris itu tidak berlaku dan diakui
dalam Islam.
Selain
itu, berdasar hadist-hadist terkait, dapat dipahami umat Islam memandang bahwa
manusia sejak lahir (bayi) dalam kondisi fitrah. Sementara bila melihat ajaran
dosa waris ini, seolah-olah mengatakan sejak lahir (dalam kondisi bayi) manusia
sudah memiliki dosa, yakni dosa waris, walaupun bukan karena tindakannya
sendiri. Hal itulah bagaiamana konsep dosa waris akan menyenggol akal sehat
ataupun nurani seseorang?,, bagaimana seorang bayi, yang bila hanya dibiarkan
saja bisa mati, yang bahkan belum mampu berbuat tanpa bantuan orang tua/lain
bisa memiliki dosa?. Begitulah konsep dosa waris ini, bahkan seakan mengakui
bayi juga sudah menanggung dosa waris. Dimana bila menurut Islam, seseorang
dapat menanggung dosa bila orang itu setidaknya sudah baligh, yakni dewasa
dalam pemikiran(mampu membedakan yang baik dengan yang salah) itupun terkait
perbuatannya sendiri.
Jadi,
konsep dosa waris yang ada dalam ajaran Kristen ini, secara tegas bertolak
belakang dengan ajaran Islam. Umat Islam tidak mempercayai akan adanya dosa
waris ini, begitupun konsep terkait seperti Adam yang mewariskan dosa dan Yesus
yang menebus dosa.
Penyaliban
Yesus dengan versi Al-Qur’an
Dalam tulisan ini akan
dibahas bagaimana perbedaan penyaliban Yesus dengan versi Al-Qur’an yang
disebut Nabi Isa. Tentunya jelas banyak perbedaan di dalamnya, saya menduga
sosok ini adalah sosok yang sama, namun orang-orang memiliki perbedaan sudut
pandang, sehingga menjadi berbeda pula baik nama dan keadaanya. Berikut 3 perbedaan
tajam yang dapat saya tulis:
-Dalam pandangan
Kristiani, Yesus lahir dari seorang
perempuan bernama Maria, yang memiliki suami dengan nama Yusuf. Namun, mereka
menyakini Yesus lahir dari seorang Maria yang belum pernah bersetubuh dengan
orang lain termasuk suaminya. Bisa dibilang Yusuf adalah ayah tiri. Maria
dikatakan memiliki orang tua bernama Yoakhim dan Anna. Dalam versi Al-Qur’an Nabi
Isa lahir dari seorang perempuan bernama Maryam yang sebelumnya juga belum
pernah bersetubuh dengan orang lain. Orang tua Maryam disini adalah keluarga
Ali Imran, lalu dijelaskan Maryam dipelihara dan didik Nabi Zakariya yang juga
memiliki anak Nabi Yahya (dianggap Yohanes versi Alkitab salah satu 12 murid
Yesus), dimana para murid Isa dalam dalam Al-Quran disebut sebagai Hawariyyun. Bila melihat hal itu, bisa dibilang Zakaria,
Yahya dan Isa hidup pada masa yang berdekatan, dijelaskan pula Zakaria dan
Yahya meninggal karena dibunuh umat yang menentangnya (umat Yahudi).
-kelahiran Yesus
diyakini di sekitar penggembala domba, lalu ditemui (diberkahi) orang Majusi,
juga dikatakan pernah dibawa ke Mesir pula saat Herodotus marah setelah ditipu
orang Majusi lalu mencari untuk membunuh bayi yang lahir sekitar saat itu.
Sementara versi Al-Qur’an Maryam melahirkan seorang diri lalu melahirkan di
bawah pohon kurma lalu baru kembali setelah semuanya selesai.
-penyaliban kepada Yesus
dalam pandangan umat Kristen dikatakan ditanggung Yesus untuk menebus dosa
manusia, walaupun terlihat penyaliban itu keinginan atau akibat orang Yahudi,
yang sebelumnya berhasil ditangkap akibat dihianati muridnya(Yudas). Lalu Yesus bangkit dari kematian,
selang beberapa lama juga diakui naik ke langit. Sementara dalam pandangan
Islam, Nabi Isa tidaklah disalib melainkan Yudas yang diserupakan ), murid
yang meghianati Isa untuk ditangkap sementara Isa diangkat ke langit. (bila
merujuk film The Passion of Christ bagi yang sudah nonton XD walau ini tidak bisa jadi patokan ya,,, digambarkan Imam Yahudi pun menurut saya terlihat belum pernah melihat langsung Yesus
sebelumnya, hanya berdasar kabar (soalnya belum ada kamera, gambar pada masa itu,
bahkan saat penangkapan Yesus, tentaranya bertanya pula siapa yang bernama
Yesus).
Dari 3 perbedaan itu,
secara jelas terlihat ada perbedaan yang signifikan yakni dalam proses siapa
yang disalib sebenarnya, di mana pada akhirnya ada perbedaan pengakuan akan
sosok Yesus atau pun Nabi Isa. Umat Islam mengakui Isa sebagai Nabi dan masih
hidup karena diangkat ke langit namun tidak mengakui bahwa dia disalib (Isa/
Yesus menurut Kristen), sementara umat Kristiani mengakui Yesus adalah sosok
yang disalib dan pada akhirnya diakui sebagai anak Tuhan hingga sosok Tuhan.